Selasa, 09 Oktober 2012

Sekilas disleksia untuk para orang tua di Indonesia

Hubungan antara Kesadaran
Fonologis dengan
Belajar Membaca dan Disleksia
Harwintha Y. Anjarningsih, S.Hum.,M.Sc.

Departemen Linguistik, Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya
UNIVERSITAS INDONESIA


Apa itu kesadaran fonologis?
Kesadaran anak akan bunyi bahasa
. Kesadaran akan suku kata
. Kesadaran akan fonem
. Kesadaran akan onset dan rima (unit intrasuku kata)

Contoh:

Suku kata Onset dan Rima Fonem
“buku” bu-ku b-uku b-u-k-u
“syok” syok sy-ok s-y-o-k
“pingpong” ping-pong p-ing-p-ong p-i-n-g-p-o-n-g

Kesadaran fonologis berpengaruh
pada kemampuan dekoding

Kemampuan anak untuk mengaplikasikan
prinsip-prinsip korespondensi grafem-fonem
ketika belajar membaca


Bagaimana kesadaran fonologis
berkembang?

. Di bahasa-bahasa Eropa yang sudah banyak
diteliti ® suku kata, rima, fonem
. Di bahasa Indonesia ® suku kata, fonem

Hubungan antara kemampuan
dekoding dan kemahiran membaca

Kesuksesan yang didapat dari proses dekoding akan menghasilkan kemampuan membaca berdasarkan melihat (sight word reading)
® kemampuan yang dimiliki pembaca mahir


Apa hubungan antara kesadaran
fonologis dan disleksia?

. Dekoding adalah sumber masalah yang sering ditemui pada anak-anak dengan disleksia
. Pada bahasa-bahasa dengan sistem ejaan
teratur seperti Bahasa Indonesia ® membaca membutuhkan waktu yang lama

Hubungan antara dekoding dan
prestasi membaca

Di Bahasa Indonesia, kesuksesan membaca
sepertinya dipengaruhi oleh tingkat perkembangan konversi grafem-fonem
. Paling sukses ® grafem tunggal dan kumpulan konsonan tidak masalah, hanya digraf
bermasalah
. Agak sukses ® digraf masih bermasalah,
penyederhanaan kumpulan konsonan
. Paling tidak sukses ® cue reading (substitusi satu kata dengan kata lain yang terlihat
sama)

Tidak ada komentar: