Peran Neurolinguistik dalam
Penatalaksanaan Ganguan Bahasa setelah Cerebro
Vascular Accident (CVA): Karakterisasi Afasia Agramatik pada Penutur Bahasa
Indonesia
Setelah Cerebro Vascular Accident (CVA) atau trauma
otak seperti stroke dan operasi untuk membuang tumor, bahasa seseorang dapat
terganggu. Gangguan ini lazim disebut afasia dan salah satu jenisnya adalah
afasia agramatik. Orang-orang dengan afasia agramatik mengalami kesulitan
dengan aspek sintaksis bahasa yang digunakannya.
Walaupun penting sekali untuk mengetahui karakterisasi
afasia agramatik di Bahasa Indonesia, terutama untuk tenaga kesehatan yang
melakasanakan diagnosis dan terapi, kita belum banyak tahu mengenai aspek-aspek
mana dari sintaksis yang terganggu. Penelitian Anjarningsih, Haryadi-Soebadi,
Gofir dan Bastiaanse (2012) melihat aspek-aspek jenis kalimat, Mean Length of
Utterance (MLU) dalam kata, jenis predikat, partikel sintaktik, morfem
derivasional dan infleksional pemarkah akusatif, pengulangan, dan urutan kata.
Aspek-aspek ini mempunyai potensi untuk mengkarakterisasi ujaran spontan
penutur Bahasa Indonesia dengan agramatik afasia. Pembahasannya pada seminar
nasional ini diharapkan akan berguna bagi khalayak yang membutuhkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar